Jl. Plataran Kauman Yogyakarta INDONESIA 55133
telp: +62-274-373622
Masjid yang juga dikenal
dengan nama Masjid Gede Kauman ini terletak di sebelah barat Alun- Alun Utara
yang secara simbolis merupakan transendensi untuk menunjukkan keberadaan
Sultan, yaitu di samping pimpinan perang atau penguasa pemerintahan (senopati
ing ngalaga), juga sebagai sayidin panatagama khalifatulah (wakil Allah) di
dunia di dalam memimpin agama (panatagama) di kasultanan.
Dibangun pada masa Sri
Sultan Hamengkubuwono I oleh seorang arsitek bernama K. Wiryokusumo, masjid ini
mempunyai pengulu pertama yaitu Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat. Seperti halnya
masjid-masjid lain di Jawa, masjid ini beratap tumpang tiga dengan mustoko,
masjid ini berdenah bujur sangkar, mempunyai serambi, pawestren, serta kolam di
tiga sisi masjid. Namun beberapa keunikan yang dimiliki oleh masjid ini adalah
mempunyai gapura depan dengan bentuk semar tinandu dan sepasang bangunan
pagongan di halaman depan untuk tempat gamelan sekaten.
Masjid yang pernah
dipugar akibat gempa bumi besar ini merupakan masjid jammi kerajaan yang
berfungsi sebagai tempat beibadah, upacara kesagamaan, pusat syiar agama, dan
tempat penegaan tata hukum keagamaan.
Seluruh kompleks Masjid
ini dikelilingi oleh pagar tembok tinggi
di mana pada bagian utara terdapat Dalem Pengulon yaitu tempat tinggal
serta kantor abdi dalem pengulu, serta di sebelah barat masjid terdapat
beberapa makam yang diantaranya adalah makam Nyai Ahmad Dahlan. Abdi dalem
pengulu inilah yang membawahi para abdi dalem bidang keagamaan lainnya, seperti
abdi dalem pamethakan, suronoto, modin,
Kawasan di sekitar masjid
merupakan kawasan pemukiman para santri ataupun ulama. Pemukiman tersebut lebih
dikenal dengan nama Kauman dan Suronatan. Dalam perjalanan histories
Yogyakarta, kehidupan religius di kampung tersebut menjadi inspirasi dan tempat
yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya gerakan keagamaan Muhammadyah pada
tahun 1912 M yang dipimpin oleh K.H.A. Dahlan.
0 komentar:
Posting Komentar