Bagi masyarakat Jogja,
kata Dagadu sudah ada sejak beberapa dasawarsa lalu dikenal sebagai umpatan:
matamu (!). Inilah bahasa walikan, bahasa slang orang Jogja yang disusun dengan
cara membalik empat baris huruf Jawa.
Permainan sandi dalam
bahasa walikan ini dilakukan dengan cara menukar empat baris pertama dengan
baris ketiga, baris kedua dengan baris keempat dan begitu pula sebaliknya. Kata
berbahasa Indonesia dipenggal berdasarkan suku katanya, kemudian dipasangkan
berdasarkan urutan baris huruf Jawa tersebut, tanpa perlu mengubah huruf
vokalnya. Kata DA-GA-DU menjadi mudah dipahami. DA pada baris kedua dibaca MA
yang ada pada baris keempat. GA pada garis keempat dibaca TA di baris kedua,
dan DU (DA) berpasangan dengan MA (MU). Jadi DA-GA-DU berarti MA-TA-MU.
Itulah sebabnya kenapa
logo Dagadu Djokdja bergambar mata. Tetapi bagi Dagadu Djokdja, mata bukan
semata-mata logo. Mata adalah idiom yang lekat dengan citra kreatifitas, dunia
rancang merancang. Dalam khasanah budaya Jawa, mata adalah mripat, yang konon
kabarnya berdekatan makna dengan kata ma’rifat, yang dimaknai sebagai keinginan
agar dapat memberikan manfaat bagi diri dan lingkungannya. Matapun menjadi
sarana utama untuk sightseeing, jalan-jalan sambil menikmati suasana dan panorama
kota. Maka Dagadu berharap dapat mempresentasikan kepedulian terhadap masalah
perkotaan dan kepariwisataan di Jogja.
Sebagaimana dimaklumi,
Dagadu Djokdja adalah sebuah ikon pariwisata Jogja setelah gudeg, batik, perak,
dan bakpia. Namun keberadaannya telah banyak diserupai oleh para pembajak –yang
jauh dari sifat bijak dan tiada lagi rasa isin. Namun demikian, PT. Aseli
Dagadu Djokdja tiada henti berinovasi. Meskipun banyak pihak lain menjual
produknya dengan iming-iming komisi tinggi tanpa peduli pada kualiti, kami
tetap konsisten pada posisi sebagai branded product & exclusive
distribution ini.
Komitmen : Nice Design-Good
Quality-Excellent Services
Semua itu demi memberikan
kenangan tersendiri kepada para pembeli, dan menjadikan oleh-olehnya sebagai sesuatu
yang lebih bernilai dan memberikan kebanggaan. Kami menjual semuanya dengan
harga standar, tidak bermaksud membebani pembeli hanya karena desakan komisi
tinggi. Namun, karena hidup itu harus berbagi dan sangat dianjurkan untuk
menjalin silaturahmi, maka dalam batasan-batasan tertentu kami tetap
mengutamakan kemitraan dengan stakeholder wisata (Tour Agent, Hotel,
Restaurant, Armada/Taksi, dan sebagainya).
0 komentar:
Posting Komentar